Sebagai seorang ilmuwan genius
yang telah melahirkan banyak terobosan Sir Isaac Newton mengakui utang budinya kepada para pendahulunya, sebagaimana yang pernah ia tulis dalam sebuah suratnya kepada Robert Hooke, yang juga seorang ilmuwan, pada tanggal 5 Februari 1675:
"If I have seen further it is by standing on the shoulders of giants"
("Jika saya dapat melihat lebih jauh, itu karena saya berdiri di atas pundak para raksasa"—maksudnya para ilmuwan besar pendahulunya.)
Ada dua hal penting dari pernyataan Newton tersebut. Pertama, kita dapat belajar banyak dari orang lain, dari pengalaman hidup mereka, ide-ide mereka, kesuksesan ataupun kegagalan mereka. Dalam hal ini, kepekaan kita untuk melihat sisi-sisi kehidupan orang lain sebagai sumber inspirasi dan pembelajaran sangatlah penting. Kita dapat berdiskusi, bertukar pikiran dan pengalaman untuk memperkaya wawasan—bahkan dengan seseorang yang kita nilai “tidak penting”. Semua itu bergantung pada kepekaan, kecerdasan, dan kearifan kita untuk menempatkannya dalam seluruh bingkai kehidupan kita.
Di era kemajuan informasi ini kita dapat belajar banyak dari orang lain melalui media komunikasi semacam internet. Kita bisa berkomunikasi dengan banyak orang dalam waktu yang sangat cepat. Meskipun komunikasi dan interaksi langsung antarinvidu tetap tak tergantikan, media informasi semakin memudahkan setiap orang untuk memperluas wawasannya. Seharusnya, kenyataan ini semakin mencerdaskan dan mendewasakan kita.
Kedua, kreativitas dan keaslian gagasan tidak lahir di ruang hampa. Jadi, bukan berarti tidak ada ide-ide yang mendahuluinya. Kebaruan gagasan genius terletak pada cara pandang yang baru terhadap masalah lama, alternatif baru dari jawaban-jawaban yang ada, atau koneksi-koneksi baru dari sistem pemikiran sebelumnya.
Jika kita menerapkan prinsip Newton “berdiri di atas pundak para raksasa”, kita akan mendapatkan manfaat yang sangat besar bagi perkembangan dan kemajuan kita, baik dalam pekerjaan, karier, bisnis, kehidupan keluarga, maupun bermasyarakat. Banyak belajar merupakan sarana paling efektif untuk meraih kesuksesan. Dengan terus belajar kita dapat mengambil yang terbaik dari pemikiran dan pengalaman orang lain dan memanfaatkannya untuk kesuksesan hidup kita, seperti yang dilakukan Newton dan para genius besar lainnya—mereka menjadi besar juga karena belajar dari orang besar lainnya.
Siapa pun Anda, apa pun posisi dan pekerjaan Anda, “belajar dan terus belajar” sangat bermanfaat untuk menunjang kesuksesan. Belajar merupakan sarana yang memungkinkan kita untuk terus berkembang, membuka kemungkinan-kemungkinan atau peluang baru, dan menggali berbagai potensi yang masih tersembunyi. Berhenti belajar dan tidak memiliki antusias sama dengan menghentikan laju perkembangan.
Belajar juga merupakan sarana untuk terus memperdalam dan memaknai hakikat diri kita—merentangkan pikiran seluas-luasnya hingga batas-batas cakrawala dan menyelami lubuk samudra kehidupan yang demikian luas dan tak terukur dalamnya. Di situ kita dapat menemukan keajaiban dan keagungan yang menyadarkan kita akan hakikat eksistensi manusia, dunia, dan alam semesta. Dengan belajar kita akan tumbuh menjadi manusia yang lebih dewasa, matang, dan bijak.
Sumber:
Sahrul Mauludi, (2016). The Great Success. Jakarta: PT Elex Media Komputindo