Siapapun berhak memiliki impian yang tinggi. Karena seorang mantan tukang sapu jalanan pun nyatanya bisa menjadi presiden Korea Selatan. Ya, Lee Myung Bak.
Berikut kisahnya, Kisah Hidup Lee Myung Bak, Presiden korea Selatan
Lee Myung Bak yang saat ini menjadi presiden Korea Selatan ternyata pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya. Saat ia kecil, ia makan hanya dengan ampas gandum. Itupun ampas gandum bekas hasil penyulingan minuman.
Lee lahir di Osaka Jepang. Orang tuanya hanya buruh tani. Saat remaja, Lee menjual makanan dan minuman untuk membantu keluarganya. Saat SMA ia belajar keras agar dapat beasiswa. Ia pun sempat menjadi buruh bangunan. Mimpinya saat itu adalah ingin menjadi pegawai, ya hanya pegawai.
Karena prestasinya baik, ia pun diterima di perguruan tinggi populer di Korea, Korea University. Untuk membiayai kuliahnya, ia menjadi tukang sapu jalanan. Namun di masa kuliah itulah ia mulai mengenal politik. Ia terpilih menjadi anggota dewan mahasiswa. Ia sempat ikut demo anti pemerintah hingga dijebloskan ke penjara pada tahun 1964.
Karena hukuman itu, ia nyaris tak diterima bekerja di Hyundai. Namun karena kegigihannya ia pun mengirim surat dengan nada memelas pada presiden. Sekretaris presiden pun luluh dan merintahkan Hyundai untuk menerimanya bekerja.
Di Hyundai ia selalu bisa membereskan masalah. Bahkan ia sempat membongkar buldozer untuk mempelajari cara kerjanya. Dan kemudian Hyundai pun berhasil memproduksi Buldozer. Kegigihan kinerjanya di Hyundai membuat kagum pendiri Hyundai, Chung Ju-yung. Prestasi Lee pun terus melesat. Bahkan setelah 10 tahun bekerja di Hyundai, ia memimpin divisi konstruksi di perusahaan itu.
Pada tahun 1992, Lee mulai masuk ke kancah politik dengan menjadi anggota dewan. Tiga tahun berselang ia terpilih menjadi wali kota Seoul. Dan di tahun 2007 ia terpilih menjadi presiden Korea Selatan.
Siapa sangka, Lee Myung Bak yang masa lalunya begitu memprihatinkan. Sempat menjual makanan, menjadi buruh bangunan, dan menjadi tukang sapu jalanan, ternyata mampu menjadi Presiden di Korea Selatan. Hal ini meyakinkan kita bahwa apapun kondisi kita saat ini. Kita juga berhak untuk memiliki impian yang tinggi.
No comments:
Post a Comment