Tuesday, March 24, 2015

Anies Baswedan: Penggagas Indonesia Mengajar

Untuk kita yang berada di perkotaan mungkin mudah mengakses pendidikan. Tapi bagaimana yang berada di pelosok pedesaan. Kesulitan anak-anak di pelosok pedesaan mendapatkan pendidikan membuat Anis Baswedan membangun gerakan Indonesia Mengajar. 


Memupuk Jiwa Kepemimpinan

Sejak SMA, Anis Baswedan telah aktif di organisasi. Bahkan di tahun 1985 saat ia sekolah di SMA 2 Yogyakarta, ia terpilih menjadi ketua Osis Se-Indonesia. Kemudian 2 tahun berikutnya ia terpilih untuk mengikuti pertukaran pelajar ke Amerika. Jiwa kepemimpinannya semakin terasah saat ia terpilih sebagai Ketua Senat di UGM pada tahun 1992.
 

Pada tahun 1997, ia mendapat beasiswa Master di Amerika. Setahun kemudian Anies dianugerahi William P. Cole III Fellowship dari School of Public Policy, University of Maryland. Di tahun ini pula ia mendapatkan ASEAN Student Awards Program dari USAID – USIA – NAFSA. Is juga mendapatkan beasiswa mahasiswa Doktor berprestasi pada tahun 2004 setelah melanjutkan kuliahnya dengan beasiswa program Doktor di Northern Illinois University.


Termasuk Top 100 Public Intellectuals 

Setelah kembali ke Indonesia, di tahun 2005 Anis mengemban tugas menjadi Direktur Riset The Indonesian Institute. Ini adalah sebuah organisasi yang berfokus pada riset dan analisa kebijakan publik. Kemuidian tahun 2006 ia mengemban tugas sebagai Penasihat Nasional di Partnership for Governance Reform.

Setelah itu, Anis Baswedan menjadi rektor termuda pada tahun 2007. Ia terpilih menjadi rektor Universitas Paramadina saat berusia 38 tahun. Ia membuat Paramadina Fellowship, program ini menggagas rekrutmen anak-anak terbaik. Anies juga menggagas pengajaran anti korupsi dengan membuat mata kuliah wajib Anti Korupsi. Majalah Foreign Policy mencatat Anies sebagai salah satu Top 100 Public Intellectuals. Ia merupakan satu-satunya figur dari Indonesia dan Asia Tenggara yang masuk dalam daftar 100 intelektual dunia.


Sangat Peduli pada Pendidikan

Semua proses kehidupan yang dijalaninya dan keprihatinan akan dunia pendidikan yang tak dapat menyentuh anak-anak di pelosok, membuat Anis Baswedan menggagas gerakan Indonesia Mengajar di tahun 2009. 

Anies mendiskusikan dan menguji idenya pada berbagai pihak. Gagasan ini kemudian siap mewujud ketika beberapa pihak berkenan menjadi sponsor di tahun 2010. 

Gerakan Indonesia Mengajar mengirimkan anak-anak muda terbaik bangsa (Pengajar Muda) untuk mengajar di Sekolah Dasar (SD) di daerah terpencil selama setahun. Program ini ditujukan untuk mengisi kekurangan guru berkualitas dan menjadi wahana kepemimpinan anak-anak muda terbaik agar memiliki kompetensi global dan pemahaman.

Selain Gerakan Indonesia Mengajar, Anis Baswedan pun menggagas Indonesia Menyala. Sebuah gerakan yang menggerakkan ratusan orang dan institusi untuk mengirimkan buku dan membentuk perpustakaan di daerah-daerah. Selain itu di tahun 2012 ia menggerakkan ribuan orang di berbagai kota untuk mengorganisir dan mengajar selama satu hari di Sekolah Dasar. Inisiatif ini memacu orang-orang untuk memahami kondisi pendidikan di lapangan dan turun tangan langsung untuk ambil bagian menyelesaikannya.

No comments:

Post a Comment