Kehidupan dan Karya
Namanya adalah Abu Yusuf Ya’qub ibn Ishaq ibn al-Sabbah ibn Imran ibn
Ismail ibn al-Asy’ats ibn Qais al-Kindi. Ayahnya adalah gubernur Kufah selama
masa kekuasaan khalifah Abasiyah, al-Mahdi dan al-Rasyid. Kemungkinan besar
al-Kindi lahir pada tahun 185 H/ 801 M, satu dekade sebelum kematian al-Rasyid.
Masa
kecilnya dijalani di Kufah dengan menerima pendidikan hafalan al-Qur’an, tata
bahasa Arab, aritmatika dasar, dan semua materi pengajaran bagi semua anak
Muslim. Kemudian ia mempelajari fikih dan kalam (disiplin ilmu yang baru lahir
saat itu). Namun kemudian ia lebih
tertarik pada sains dan filsafat, khususnya setelah ia pindah ke Baghdad.
Di Baghdad
ia berhubungan dengan khalifah al-Ma’mun, al-Mu’tasim dan anaknya Ahmad.
Karirnya mencapai puncak di masa khalifah al-Ma’mun dan al-Mu’tasim. Ia
memiliki kedudukan sebagai sarjana terhormat. Di bawah al-Mu’tasim, al-Kindi
menulis kebanyakan karya filsafatnya, termasuk Fi al-Falsafatu al-Ula (On
First Philosophy), yang
dipersembahkan untuk sang khalifah. Al-Kindi juga merupakan tutor bagi putera
al-Mu’tasim, Ahmad, yang menjadi penerima sejumlah risalah-risalah al-Kindi.
Masa khalifah al-Ma’mun memang merupakan salah satu fase penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam. Ia mendirikan lembaga bayt al-hikmah. Di masa al-Ma’mun pula sebuah program observasi astronomi diorganisir di Baghdad dan Damaskus. Sebagaimana proyek-proyek penelitian yang terorganisir, program ini mendukung aktifitas astronomi di dunia Islam dengan prestise resmi. Ia juga menjadi contoh bagi dukungan di masa mendatang atas aktifitas santifik oleh para penguasa lainnya dan memberikan patronase bagi aktifitas semacam itu.
Di lembaga Bayt al-Hikmah al-Kindi turut andil dalam proyek penerjemahan tersebut dan ia dikenal sebagai salah seorang penerjemah ulung. Disamping ia juga menjadi komentator dan penjelas teradap naskah-naskah kuno. Jasanya ini menimbulkan pengaruh besar. Pengaruh ini, disebut Adamson dengan Kindian Tradition yang terbentuk melalui orang-orang yang bekerja di bawah pengaruh karya-karya al-Kindi, seperti Abu Zayd al-Balki (w.934), Ahmad ibn al-Tayyib al-Sarakhsi (833-837), Muhammad ibn Yusuf al-Amiri (w.922), Ibn Farigun (abad 10), pemikir Yahudi Isaac Israeli (855-907) hingga Ibn Miskawaih. Bahkan filosof terkenal seperti al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Rusyd merupakan pewaris dari karya-karya al-Kindi, meskipun hanya Ibn Rusyd saja yang pernah menyebutkan nama al-Kindi secara eksplisit.
Al-Kindi
telah menulis sejumlah karya di bidang yang sangat luas antara lain: 1.
filsafat; 2. logika; 3.Aritmatika; 4. ilmu bumi; 5. Musik; 6.Astronomi; 7.
Geometri; 8. Sfera; 9. Kedokteran; 10. Astrologi; 11. Dialektika; 12.
Psikologi; 13. Politik; 14. Meterologi; 15. Dimensi; 16. Unsur pertama; 17.
jenis-jenis metal, kimia dan lainnya. Di sini nampak bahwa al-Kindi termasuk
ilmuwan ensiklopedik.
Pengaruh
al-Kindi sangat luas terhadap perkembangan ilmu pengetahuan setelah masanya.
Melalui jasanya dalam menerjemahkan, mengomentari dan menjelaskan
kesulitan-kesulitannya, ditambah dengan karya-karyanya sendiri telah menjadi
referensi utama bagi para ilmuwan setelah al-Kindi.
Beragam Kecerdasan
al-Kindi: Linguistik, Logika-Matematika,
Musikal, Natural
Musikal, Natural
Sebagai orang yang sangat
berminat pada bermacam-macam ilmu pengetahuan yang tumbuh di masanya, al-Kindi
menunjukkan beragam kecerdasan yang mengagumkan. Hal ini terutama dapat dilihat
dari peran sertanya dalam proyek penerjemahan karya-karya Yunani serta hasil
karya-karya ilmiah yang dia tulis sendiri. Dalam hal ini al-Kindi telah
memberikan sumbangan besar bagi kemajuan sains Islam hingga masa berikutnya.
Menurut Adamson, kedudukan terpenting al-Kindi dalam
konteks sejarah yang lebih luas adalah bahwa ia bekerja selama masa
penerjemahan yang massif di masa Abasiyah. Kelompok buku terjemahan karya-karya
filsafat Yunani, Aristoteles, Alexander Aphrodisias, Plotinus dan Proclus,
semua dihasilkan oleh kelompok penerjemah yang dipimpin oleh al-Kindi. Bersama
Al-Khawarizmi & Banu Musa besaudara, al-Kindi diberi tugas menerjemahkan
karya-karya filosof Yunani dalam bahasa Arab oleh Khalifah Al-Ma’mun.
Al-Kindi
memang cerdas di bidang bahasa. Ia dikenal sebagai salah seorang penerjemah
ulung, yang tidak hanya menerjemahkan sejumlah karya berbahasa Yunani, tetapi
juga memperbaiki beberapa kesalahan terjemahan yang pernah ada sebelumnya.
Sehingga al-Qifti mengatakan, “al-Kindi menerjemahkan banyak karya filsafat,
menjelskan kesulitan-kesulitannya, dan meringkaskan kedalaman teori-teorinya”.
Ia adalah penerjemah dan komentator atas karya Aristoteles, Euclid, Ptolemi dan
lainnya.
Al-Kindi
memiliki kecerdasan logis dan matematis. Hal ini nampak dari karya-karyanya
yang banyak menyoroti masalah-masalah logika dan matematika. Menurut al-Kindi
sendiri, logika itu perlu bagi persiapan sebagai seorang filosof, walaupun
masih jauh lebih penting matematika.
Di bidang
matematika, al-Kindi telah menghasilkan beberapa buku mengenai sistem
penomoran, yang kemudian menjadi dasar aritmatika modern. Selain itu, al-Kindi
juga memberikan kontribusi besar dalam studi goemetri bola, bidang yang sangat
mendukungnya dalam studi astronomi.
Al-Kindi
sangat menghargai matematika. Hal itu disebabkan karena matematika bagi
al-Kindi adalah mukadimah bagi siapa saja yang ingin mempelajari filsafat.
Mukadimah itu begitu penting sehingga tidak mungkin bagi seseorang untuk
mencapai keahlian dalam filsafat tanpa terlebih dahulu menguasai matematika.
Matematika disini meliputi tentang bilangan, harmoni, geometri, dan astronomi.
Tetapi yang paling utama dari seluruh cakupan matematika disini adalah ilmu
bilangan atau aritmatika karena jika bilangan tidak ada, maka tidak akan ada
sesuatu apapun.
Al-Kindi juga memiliki kecerdasan naturalis. Ia telah mengabdikan dirinya
untuk melakukan penelitian dan menulis sejumlah karya di bidang ilmu alam.
Misalnya dalam bidang astronomi, karyanya
menghadirkan keberhasilan final karya Almagest Ptolemy (fi Sina’a al-Uzma). Dalam bidang optik ia menyumbangkan bagi
geometri Euclidian mengenai visi dan perspektif (Islah al-Manazir). Dalam bidang farmakologi, ia menyusun komposisi obat-obatan
(fi Ma’rifat Quwa al-Adwiyah
al-Murakkabah ).
Tidak hanya
itu, al-Kindi juga menonjol dalam kecerdasan musikal. Al-Kindi telah berhasil
menyumbangkan karya-karya di bidang musik. Memang tidak banyak yang mengetahui
bahwa alat-alat musik sekarang ini asal-usulnya berasal dari abad ke 9 M dari
kalangan umat Islam. Banyak dari instrument musik yang digunakan dalam musik
tradisional, rock, dan orkestra saat ini nama dan asal-usulnya dari
Arab-Muslim. Instrumen seperti lute (kecapi)
berasal dari al-‘ud, rebec (rebab) dari rababah, gitar dari qitara dan naker dari naqqara (kulit drum yang awalnya dari kulit kambing). Mereka, khususnya
al-Kindi, telah menggunakan notasi musik sebagai system penulisan musik. Mereka
juga menamai not musik dengan silabel (suku kata) yang disebut solmisasi.
Silabel ini menjadi skala dasar bagi musik saat ini dan kita sangat akrab
dengan do, re, mi, fa, so, la, si, do, yang berasal dari alphabet Arab dal, ra,
mim, fa, shad, lam, sin.
Al-Kindi
juga telah mengembangkan alat musik yang disebut ‘ud (kecapi). Ia juga adalah orang yang pertama kali mengungkapkan
manfaat terapis dari musik untuk menyehatkan kondisi fisik, emosi dan mental.
Dengan
demikian al-Kindi adalah seorang ilmuwan ensiklopedik yang memiliki banyak
kecerdasan, mulai dari kecerdasan linguistik, logis-matematis, musikal hingga
natural. Perpaduan kecerdasan ini berkembang sesuai dengan kuatnya minat
al-Kindi terhadap cabang-cabang ilmu pengetahuan yang ada di masanya. Hal ini
juga ditunjang oleh kedudukannya sebagai seorang penerjemah profesional yang
mengharuskan dirinya untuk menguasai bahasa dan ilmu pengetahuan yang terdapat
dalam semua karya yang diterjemahkannya. Tanpa penguasaan yang memadai terhadap
cabang-cabang ilmu tersebut, mustahil ia menghasilkan karya terjemahan yang
bermutu.
Namun
al-Kindi tidak hanya berhenti sebagai seorang penerjemah saja. Ia juga
mengembangkan kreatifitasnya dengan menghasilkan karya-karya bermutu dari
sejumlah cabang-cabang ilmu, seperti telah disebutkan di atas.
No comments:
Post a Comment