Monday, February 16, 2015

Bagaimana Mengembangkan Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk)

Hampir setiap orang menggunakan satu atau beberapa kecerdasan untuk menjalani aktifitasnya. Misalnya, para guru dituntut untuk menggunakan kecerdasan linguistik. Kalau tidak, ia tidak akan mampu menyampaikan materi pelajaran dengan baik. Guru Sekolah Dasar harus mampu menggunakan bahasa yang dipahamai oleh muridnya yang masih sedikit perbendaharaan kosa kata. Terkadang ia harus memadukannya dengan nyanyian, kisah, peragaan, dan lainnya. Begitu juga guru tingkat sekolah menengah ia harus lebih aktif dan interaktif dalam menggunakan bahasa kalau ia tidak ingin “dicuekin” oleh murid-muridnya.

Kecerdasan berkembang seiring proses pertumbuhan individu, dimana ia hidup, berdaptasi, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan-keterampilan baru. Piaget sendiri menyatakan, intelligence is adaptation. Sementara adaptasi itu sendiri, kata Piaget, adalah sebuah keseimbangan (ekuilibrium) diantara tindakan organisme terhadap lingkungan maupun sebaliknya. Pengertian ini menunjukkan bahwa kecerdasan bersifat dinamis dan terus berkembang, karena proses adaptasi itu sendiri terjadi sepanjang hidup. Jadi, selama kita mengalami interaksi dengan lingkungan (keluarga, masyarakat, sekolah, komunitas, dst) kecerdasan akan terus berkembang.


Untuk mengembangkan multiple intelligences dibutuhkan beberapa hal khusus yang harus dilakukan oleh individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan pendidikan (jadi tidak bisa dilakukan sendiri).

1.      Kondisi Yang Diperlukan
Gardner mengidentifiksi sejumlah kondisi yang sesuai bagi multiple intelligences, diantaranya:
  • Kesiapan: sebuah kesadaran, kuriositas dan motivasi di fakultas, orang tua dan administrator. Seminar fakultas dan kesadaran orang tua dapat memulai untuk mengembangkan rasa kesiapan ini. Kemudian orang tua mulai membentuk kepercayaan dan tindakan yang sesuai dengan tema dan spirit multiple intelligences.
  • Budaya: mengenal bahwa suatu praktek baru muncul dalam kondisi yang mendukung beragam pelajar
  • Spirit kolaborasi. Pendekatan baru akan lebih sukses bila ada peluang bagi pertukaran diantara para praktisi baik formal maupun informal
  • Atmosfer bebas memilih di sekolah, yang memungkinkan pilihan yang bermanfaat bagi kurikulum dan penilaian pelajaran siswa. Spirit pengajaran multiple intelligences tidak bisa dilakukan bila kurikulum terlalu kaku atau penilaiain (assessment) terlalu sempit
  • Multiple intelligences harus diperlakukan sebagai salah satu diantara sekian banyak perangkat (tools) yang dapat diterapkan untuk mengembangkan kualitas yang tinggi dari karya siswa.
  • Seni: sekolah membutuhkan sebuah program yang kaya dalam seni visual dan musik untuk memenuhi semua kecerdasan

2.    Gaya Belajar yang Sesuai
Pengembangan multiple intelligences dapat disesuaikan dengan gaya belajar (learning style) pada tiap individu. Berikut ini ringkasan dari buku R. Dunn & K. Dunn, Teaching Secondary Students through Their Individual Learning Styles dan R. Dunn & S.A. Griggs, Synthesis of the Dunn and Dunn Learning-style Model Research

Gaya belajar memiliki elemen yang unik (21 elemen). 21 elemen ini dapat diklasifikasi pada: variable lingkungan, emosi, sosiologis, psikologis dan fisiologis.

a.         Lingkungan. Variabel ini tediri atas empat elemen, yaitu:
  • Suara (sound): Sebagian anak ada yang berkonsentrasi belajar dengan keadaan sepi, ada juga yang lebih suka dengan musik;
  • Cahaya (light): ada yang suka dengan cahaya yang terang ada suka yang lembut;
  • Temperatur (temperature): ada yang lebih suka dalam keadaan hangat atau dingin;
  • Desain (design) ada yang lebih suka dengan setting formal (misalnya dengan bangku) ada yang lebih suka secara informal (misalnya dengan sofa)
b.       Emosional. Variabel ini terdiri atas empat elemen, yaitu:
  • motivasi (motivation) ada yang lebih suka memulai belajar sesuatu yang baru atau sulit sementara yang lain harus ditantang dulu oleh yang lain agar bisa mulai;
  • persisten (persistence) sebagian pelajar mampu untuk focus menyelesaikan tugas adakemik sementara yang lain harus diingatkan terus
  • tanggung jawab (responsibility) beberapa melakukan apa yang diperlukan, yang lainnya berlaku sesuai kehendak sendiri
  • struktur (structure) beberapa membutuhkan guru atau teman untuk memberikan struktur tugas, yang lainnya menentukan struktur sendiri untuk menyelesaikan tugas

c.       Sosiologis, yang terdidi tas enam elemen:
  • Diri (self), beberapa murid menunjukkan hasil yang baik ketika belajar sendiri
  • Bersama (pair), beberapa memilih belajar bersama dengan teman;
  • Teman (peers), beberapa memilih belajar dengan teman.
  •  Tim (team), beberapa memilih belajar dengan sekelompok besar teman.
  •  Dewasa (adult), beberapa memilih bekerja dengan orang dewasa.
  • Keragaman (varied), beberapa suka dengan cara yang bervariasi, lainnya belajar dengan satu cara).

d.       Fisiologis. Variabel ini tersusun atas empat elemen, yaitu:
  • Perseptual (perceptual), beberapa belajar dengan baik melalui pendengaran/auditori, lainnya dengan penglihatan/visual, bahkan sambil bergerak/kinestetik
  • Asupan (Intake)sebagian membutuhkan makanan atau minuman, lainnya mengabaikan itu semua ketika berkonsentrasi.
  • Waktu (time), beberapa menunjukkan konsentrasi pada waktu pagi, lainnya siang hari, dan lainnya petang hari 
  • Mobilitas (Mobility), Sebagian duduk dan berkonsentrasi dalam waktu yang lama yang lainnya suka sambil bergerak

e.        Psikologis. Variabel ini terdiri atas tiga elemen, yaitu:
  • Global-analytic processors. Global prosesor belajar dengan baik melalui pandangan inisial atas suatu isi atau konsep untuk mengembangkan pemahaman tentang bagaimana isi berhubungan dengan mereka sebelum mereka dapatt focus terhadap fakta-fakta yang berkaitan dengannya. Kemudian barulah mereka dapat focus pada fakta yang terkait.
  • Hemisphericity: beberapa pelajar cenderung menggunakan gaya sisi otak kanan, yang lainnya cenderung pada sebelah kiri ketika berkonsentrasi.
  • Impulsive-reflective: beberapa pelajar mencapai kesimpulan melalui proses demi proses, yang lainnya  menyimpulkan dengan cepat.

Sementara itu menurut Nelson dalam Developing Students Multiple Intelligences, seseorang akan belajar dengan baik bila ada kesesuaian antara metode dengan jenis kecerdasannya, misalnya:
  • Linguistik, belajar dengan baik membaca, mendengar danmenyimak kata dan ucapan, menulis, diskusi dan memperdebatkan gagasan
  • Logis-matematis,  belajar terbaiknya dengan pola dan hubungan, klasifikasi dan kategorisasi, dan bekerja dengan yang abstrak
  • Visual-spasial, belajar dengan baik melalui gambar dan warna, visualisasi dan gambar
  • Kinestetik, belajar baik dengan sentuhan, gerakan, memproses pengetahuan melalui sensasi fisik
  • Musik, belajar baik dengan ritme dan melodi, menyanyi dan menyimak musik dan melodi
  • Interpesonal, belajar baik dengan berbagi (sharing), berhubungan dengan orang lain, wawancara dan kerjasama.
  • Intrapersonal, belajar dengan baik melalui bekerja sendiri, merenung.
  • Naturalis, belajar baik dengan bekerja dengan alam, mengeksploari sesuatu yang hidup, belajar mengenai tumbuhan dan peristiwa-peristiwa alam.
           


No comments:

Post a Comment